•»—l Bunga Rumput yang Gersang l—«•

Saat kusendiri ingatanku mengajakku untuk menikmati kembali diorama kehidupan yang telah kulalui selama ini...alur cerita yang teramat pilu dan haru ternyata tak berarti apa-apa dengan cerita - cerita yang lainnya...saat hidup terasa membebaniku maka apa yang tampak dihadapanku adalah sesuatu yg tak pernah teraba indahnya...hanya hitam hanya buram serta kelam karena kutahu pasti banyak yang lebih menderita dari aku tapi aku tak tahu apa mereka juga merasakan hal yang sama dengan rasaku dalam menghadapi hidupku.
Banyak hal yang belum kulakukan dan banyak waktu yang telah kubiarkan terbang menghilang dalam sebuah kediaman bahkan aku menyaksikan dengan tenang setiap penggalan waktu itu menghilang pelan-pelan tak sedih tak bimbang hanya diam. 
Kutahu IA dia seharusnya menjadi tempatku bercerita..berdo’a dan meminta tapi aku bingung hendak kumulai dari mana ceritaku dengan Nya karena IA pasti telah mengetahuinya,akupun bingung denga do’a…. do’a apalagi yang hendak kupanjatkan karena telah terlalu banyak do’a yang telah kupanjatkan namun karena aku merasa garis takdirku telah ditetapkan oleh_Nya maka sepertinya do’a itu hanya sebagai penenang hatiku saja..dan untuk meminta akupun telah terlalu banyak meminta padaNya .. meminta segala yang bisa kupinta dalam  rangkaian indah kalimat pinta dan  memupuknya denga sebongkah besar rasa percaya bahwa dengan meminta maka aku akan selalu merasa hamba.. 
Bila waktu memiliki tombol pause maka ingin sekali aku menekannya hingga dapat kuhentikan waktu tanpa merugikan siapapun maka aku hanya ingin waktu berhenti sejenak untukku dan membiarkanku rehat dari kejarannya yang semakin cepat dan bertambah cepat sehingga aku pun dapat beristirahat dari do’a dan pinta hanya ingin diam saja menikmati angin sore yang perlahan menerpa